- Pendahuluan
Kecamatan Lembursitu merupakan salah satu dari tujuh kecamatan yang berada di wilayah administrasi Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini memiliki sejarah pembentukan yang erat kaitannya dengan perkembangan administratif Kota Sukabumi serta dinamika sosial-ekonomi masyarakatnya. Secara ilmiah, sejarah Lembursitu dapat ditelusuri melalui pendekatan historis-administratif, geografi wilayah, serta analisis sosial-budaya yang berkembang dari masa ke masa.
- Asal-usul dan Perkembangan Administratif
Sebelum menjadi kecamatan tersendiri, wilayah yang kini dikenal sebagai Lembursitu merupakan bagian dari Kecamatan Baros. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1995, terjadi perubahan batas wilayah antara Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi dan Kabupaten Daerah Tingkat II Sukabumi. Melalui peraturan ini, wilayah Lembursitu resmi masuk ke dalam wilayah administratif Kota Sukabumi.
Langkah selanjutnya adalah penataan status pemerintahan desa menjadi kelurahan melalui Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 15 Tahun 2000. Sejak saat itu, wilayah-wilayah di Lembursitu secara bertahap berubah dari desa menjadi kelurahan, sehingga terbentuklah struktur pemerintahan kecamatan yang kita kenal saat ini.
Kecamatan Lembursitu kini terdiri atas lima kelurahan, yaitu:
-
- Kelurahan Lembursitu
- Kelurahan Situmekar
- Kelurahan Cikundul
- Kelurahan Cipanengah
- Kelurahan Sindangsari
- Kondisi Geografis dan Batas Wilayah
Secara geografis, Kecamatan Lembursitu terletak di bagian selatan Kota Sukabumi, dengan luas wilayah sekitar 899,763 hektar. Batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
-
- Sebelah utara: Kecamatan Baros dan Kecamatan Warudoyong
- Sebelah selatan: Kabupaten Sukabumi (dipisahkan oleh Sungai Cimandiri)
- Sebelah timur: Kecamatan Cikole
- Sebelah barat: Kabupaten Sukabumi
Kondisi geografis ini menjadikan Lembursitu sebagai wilayah yang strategis, menghubungkan pusat kota dengan daerah pinggiran serta kawasan perbatasan Kabupaten Sukabumi. Analisis geologi
menunjukkan bahwa wilayah ini berada dekat dengan jalur Sesar Cimandiri, yang berperan dalam dinamika lingkungan serta potensi kebencanaan, khususnya gempa bumi.
- Aspek Sosial-Ekonomi dan Kultural
Secara historis, mata pencaharian utama masyarakat Lembursitu mengalami pergeseran seiring perkembangan kota. Pada masa awal, mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian dan peternakan, tetapi seiring urbanisasi, sektor perdagangan, jasa, dan industri kecil mulai mendominasi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan penduduk yang cukup stabil dan tingkat kepadatan yang meningkat seiring bertambahnya kawasan permukiman.
Dari sisi sosial-budaya, Lembursitu memiliki kekayaan toponimi dan jejak sejarah lokal, termasuk peninggalan masa kolonial dan pendudukan Jepang (misalnya di kawasan Kampung Kibitay). Tradisi keagamaan, gotong royong, serta kelembagaan sosial seperti PKK dan Karang Taruna juga menjadi bagian penting dalam pembentukan identitas masyarakat.
- Peran dan Tipologi Wilayah
Dalam tipologi wilayah Kota Sukabumi, Kecamatan Lembursitu dikategorikan sebagai kawasan campuran dengan karakter perkotaan dan semi-perdesaan. Aktivitas ekonomi meliputi perdagangan, jasa, perumahan, serta aktivitas industri kecil. Lembursitu juga memiliki beberapa fasilitas pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik yang menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat.
- Analisis Ilmiah Sejarah
Dari sudut pandang ilmiah, sejarah Kecamatan Lembursitu dapat dibagi ke dalam tiga tahap utama:
-
- Tahap Pra-Administratif: Wilayah berupa perkampungan tradisional dengan aktivitas agraris dan struktur sosial berbasis komunitas.
- Tahap Integrasi Kota (1995–2000): Penetapan wilayah ke dalam Kota Sukabumi melalui PP No. 3 Tahun 1995 dan perubahan status desa menjadi kelurahan lewat Perda No. 15 Tahun 2000.
- Tahap Modernisasi: Pembentukan kelembagaan pemerintahan kecamatan, peningkatan fasilitas publik, serta transisi ekonomi menuju sektor jasa dan perdagangan.
Pendekatan ini didukung oleh sumber-sumber hukum (PP dan Perda), data statistik (BPS), serta kajian akademik yang memerhatikan faktor geografi, sosial, dan ekonomi.
- Kesimpulan
Kecamatan Lembursitu memiliki perjalanan sejarah yang erat dengan proses pemekaran wilayah Kota Sukabumi dan transformasi sosial-ekonomi masyarakatnya. Sejak resmi menjadi bagian dari Kota Sukabumi tahun 1995 dan ditata secara administratif pada tahun 2000, Lembursitu berkembang menjadi wilayah dengan karakteristik urban-semi rural, didukung oleh dinamika ekonomi yang beragam dan masyarakat yang adaptif terhadap perubahan. Kajian ilmiah menunjukkan bahwa perubahan administratif, kondisi geografis, dan faktor sosial-budaya berperan penting dalam membentuk identitas Lembursitu saat ini.
Dasar hukum : PP NO.3 TAHUN 1995